Langkah Mengukir Prestasi
Setiap orang pada dasarnya memiliki potensi untuk unggul. Namun, pada kenyataannya betapa banyak pula orang yang cukup potensial, tetapi tidak pernah menjadi manusia unggul. Betapa banyak orang yang memiliki bakat terpendam dan tetap terpendam tidak tergali karena dia tidak tahu ilmu untuk mengoptimalkannya. Oleh karena itu, mungkin yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya untuk menjadi orang yang berprestasi. Setidaknya ada lima hal yang dapat memacu seseorang menjadi pribadi prestasi, yakni sebagai berikut.
1). Percepatan diri
Salah satu kunci untuk memacu prestasi diri adalah kemampuan mengelola waktu. Orang yang unggul adalah orang yang berbuat lebih banyak dari orang lain dalam rentang waktu yang sama.
Yahya bin Hubairah, guru Ibnu Qayyim Al-Jauziah berkata: "Waktu adalah barang paling berharga untuk kau jaga. Menurutku, ia adalah barang yang paling mudah hilang darimu. Waktu adalah hidup kita. Orang bodoh adalah mereka yang di beri modal waktu, namun disia-siakan". Jadi, marilah kita mulai dari sekarang dalam waktu yang sama, tetapi isi berbeda!
2). Sistem yang Kondusif
Andaikata susah memiliki percepatan diri, maka kita harus masuk ke dalam sistem atau lingkungam yang membuat kita bisa bergerak lebih cepat.
Lembaga atau organisasi yang memiliki sistem yang unggul, banyak yang telah dapat membuktikan dirinya tampil dalam kehidupan bermasyarakat. Kalau ingin memiliki pribadi prestatif dan tangguh, pastikan untuk tidak salah dalam memilih pergaulan. Salah dalam memilih lingkungan, salah dalam memilih sistem, berarti telah salah dalam memilih kesuksesan. Oleh karena itu, carilah lingkungan yang baik, yang dapat mengatrol tata nilai kehidupan kita menjadi lebih baik.
3). Berdaya saing positif
Kiat menjadi unggul yang ketiga adalah memiliki naluri berdaya saing positif. Sebenarnya setiap orang memiliki naluri untuk berlomba-lomba dalam kebajikan.
Hal yang membuat kita terpuruk sebenarnya bukan musuh, melainkan kualitas dan kemampuan kita sendiri yang terbatas. Tidak perlu emosional, saingan adalah aset, bukan ancaman. Orang yang memili mental bersaing secara positif, justru akan menanggapi adanya saingan dengan senang hati, seolah dia mendapat sparring partner yang akan memacu kerja lebih berkualitas.
Sebuah ungkapan, "Lebih baik jadi juara kedua di antara para juara umum, daripada jadi juara pertama di antara yang lemah." Orang-orang yang suka iri hati, sebel, dongkol kepada prestasi orang lain, biasanya tidak akan unggul. Berani bersaing secara sehat dan positif adalah kunci menuju gerbang kesuksesan.
4). Mampu Bersinergi (Berjamaah)
Jika kita ingin unggul, nikmati hidup berjamaah. Kita harus senang hidup berjamaah dengan yang lain. Namun, tentu saja berjamaah dengan arti positif, karena adakalanya dalam berjamaah itu juga saling melemahkan, saling melumpuhkan.
5). Manajemen Qalbu
Tidak bisa tidak, bagi pribadi yang ingin unggul dan berprestasi, dia harus mampu mengendalikan suasana hatinya. Dalam organisasi misalnya, kita harus mampu mengelola konflik. Ingat, konflik bukan untuk di hindari atau di hilangkan. Konflik adalah untuk di kelola agar menjadi sebuah kekuatan yang positif. Banyak fakta membuktikan bahwa rubuhnya organisasi itu karena pengelolaan hati para pengurusnya kurang baik. Ingatlah pepatah, "Kekayaanku adalah hatiku, apapun yang engkau lakukan, yang penting adalah jangan kau curi hatiku."
Untuk dapat mengelola hati dengan baik, maka bekal yang utama adalah ilmu, ingatlah konsep perubahan. Seseorang itu berubah bukan karena tahu, tapi karena paham. Oleh karena itu, dari sekarang sisihkanlah waktu, tenaga, biaya untuk menggali ilmu. Ingat, upaya itu selain untuk tahu, adalah juga untuk paham. Setelah tahu ilmu, segera amalkan!
Sumber: Sebuah Nasihat Kecil, 2004 (dengan penyesuaian)
Label: Tips
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda